Diberdayakan oleh Blogger.
RSS

KEBUTUHAN NUTRISI DAN CAIRAN PADA ANAK & MENYUSUI DALAM PANDANGAN ISLAM

KEBUTUHAN NUTRISI DAN CAIRAN PADA ANAK & MENYUSUI DALAM PANDANGAN ISLAM

BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Kebutuhan nutrisi dan cairan merupakan kebutuhan yang sangat penting dalam membantu proses pertumbuhan dan perkembangan pada bayi dan anak, mengingat manfaat nutrisi dan cairan dalam tubuh dapat membantu proses pertumbuhan dan perkembangan anak, serta mencegah terjadinya berbagai penyakit akibat kurang nutrisi dalam tubuh seperti kekurangan energi dan protein, anemia, defisiensi iodium, defisiensi seng (Zn), defisiensi vitamin A, defisiensi thiamin, defisiensi kalium dan lain-lain yang dapat menghambat proses tumbuh kembang anak. Terpenuhinya kebutuhan nutrisi dan cairan pada bayi dan anak diharapkan anak dapat tumbuh dengan cepat sesuai dengan usia tumbuh kembang dan dapat menigkatkan kualitas hidup serta mencegah terjadinya morbiditas dan mortalitas.
Selain itu, kebutuhan nutrisi juga dapat membantu dalam aktivitas sehari-hari karena nutrisi juga sebagai sumber tenaga yang dibutuhkan berbagai organ dalam tubuh, dan juga sebagai sumber zat pembangun dan pengatur dalam tubuh. Sebagai sumber tenaga nutrisi dapat diperoleh dari karbohidrat sebanyak 50-55%, dan lemak sebanyak 30-35% dan protein sebanyak 15%. Pemenuhan pemenuhan kebutuhan nutrisi pada anak haruslah seimbang diantara zat gizi lain, mengingat banyak sekali yang kita temukan berbagai masalah dalam pemenuhan kebutuhan nutrisi yang tidak seimbang seperti tidak suka makan, tidak mau atau tidak mampu untuk makan padahal yang tidak disukai makanan tersebut mengandung zat gizi yang seimbang, sehingga harapan dalam pemenuhan gizi harus selaras, serasi dan seimbang tidak terlaksana, disamping itu pada anak sakit dapat dijumpai masalah masukkan nutirsi yang kurang sedangkan kebutuhan dalam tubuh semakin meningkat sehingga akan membutuhkan makanan tambahan seperti kalori, vitamin dan mineral (Behrman, RE dkk, 1996)



B. Rumusan Masalah
Apa dan bagaimana pengertian kebutuhan nutrisi dan cairan pada anak, manfaat, komponen zat gizi pada anak, kebutuhan nutrisi dan cairan berdasarkan umur tumbuh kembang anak serta menyusui dalam pandangan islam?
C. Tujuan
Mahasiswa mampu memahami pengertian kebutuhan nutrisi dan cairan pada anak, manfaat, komponen zat gizi pada anak, kebutuhan nutrisi dan cairan berdasarkan umur tumbuh kembang anak serta menyusui dalam pandangan islam




BAB II
PEMBAHASAN
A. Defenisi
Nutrisi merupakan proses pemasukan dan pengolahan zat makanan oleh tubuh yang bertujuan menghasilkan energi dan digunakan dalam aktivitas tubuh.
Masyarakat memperoleh makanan atau nutrien esensial untuk pertumbuhan dan pertahanan dari seluruh jaringan tubuh dan menormalkan fungsi dari semua proses tubuh. Nutrien adalah zat kimia organik dan anorganik yang ditemukan dalam makanan dan diperoleh untuk penggunaan fungsi tubuh
Kebutuhan nutrisi merupakan kebutuhan yang sangat penting dalam membantu proses pertumbuhan dan perkembangan pada bayi dan anak, mengingat manfaat nutrisi dalam tubuh dapat membantu proses pertumbuhan dan perkembangan anak, serta mencegah terjadinya berbagai penyakit akibat kurang nutrisi dalam tubuh
Keseimbangan cairan dan elektrolit di dalam tubuh adalah merupakan salah satu bagian dari fisiologi homeostatis. Keseimbangan cairan dan elektrolit melibatkan komposisi dan perpindahan berbagai cairan tubuh. Cairan tubuh adalah larutan yang terdiri dari air ( pelarut) dan zat tertentu (zat terlarut). Elektrolit adalah zat kimia yang menghasilkan partikel-partikel bermuatan listrik yang disebut ion jika berada dalam larutan. Cairan dan elektrolit masuk ke dalam tubuh melalui makanan, minuman, dan cairan intravena (IV) dan didistribusi ke seluruh bagian tubuh. Keseimbangan cairan dan elektrolit berarti adanya distribusi yang normal dari air tubuh total dan elektrolit ke dalam seluruh bagian tubuh.
B. Manfaat dan Kugunaan Nutrisi pada Anak
Upaya perbaikan pemenuhan kebutuhan nutrisi dalam rangka membantu proses fisiologi dalam tubuh untuk proses tumbuh kembang anak dan membantu aktivitas serta memelihara kesehatan salah satu dari upaya pemulihan kondisi anak. Dengan harapan anak akan menjadi puas dan orang tua dapat membantu proses edukatif, kemudian juga dapat membina kebiasaan waktu makan, meningkatkan selera makan, memilih kemapuan dan kebiasaan yang baik, memilih jenis makanan, menentukan jumlah dan mendidik dalam perilaku makan. Dalam proses pemenuhan tersebut akan dipengaruhi oleh berbagai faktor diantara usia status nutrisi itu sendiri dan keadaan penyakit yang diderita anak sehingga faktor tersebut harus mendapat perhatian dalam pemenuhan kebutuhan nutrisi pada bayi dan anak. (Solihin Pudjadi, 2001)
C. Komponen Zat Gizi pada Anak
Zat gizi merupakan unsur yang penting dalam nutrisi mengingat zat gizi tersebut dapat memberikan fungsi tersendiri pada nutrisi, kebutuhan nutrisi tidak akan berfungsi secara optimal kalau tidak mengandung beberapa zat gizi yang sesuai dengan kebutuhan tubuh, demikian juga zat gizi yang cukup pada kebutuhan nutrisi akan memberikan nilai yang optimal. Ada beberapa kompenen zat gizi yang dibutuhkan pada nutrisi bayi dan anak yang jumlahnya sangat berbeda untuk setiap umur, secara umum zat gizi dibagi menjadi dua golongan yaitu golongan makro dan golongan mikro: untuk zat gizi golongan makro terdiri dari kalori dan H2O (air), untuk kalori yang berasal dari karbohidrat, protein dan lemak, H2O (air) sedangkan kelompok zat gizi mikro terdiri dari vitamin dan mineral (Behrman, RE dkk, 1996)
1. Karbohidrat
Karohidrat merupakan sumber energi yang tersedia dengan mudah disetiap makanan, karbohidrat harus tersedia dalam jumlah yang cukup sebab kekurangan karbohidrat sekitar 15% dari kalori yang ada maka dapat menyebabkan terjadinya kelaparan dan berat badan menurun demikian sebaliknya apabila jumlah kalori yang tersedia atau berasal dari karbohidrat dengan jumlah yang tinggi dapat menyebabkan terjadinya peningkatan berat badan (obesitas). Dalam mendapatkan jumlah karbohidrat yang cukup maka dapat didapatkan dari susu, padi-padian, buah-buahan, sukrosa, sirup, tepung, dan sayura-sayuran.
2. Lemak
Lemak merupakan zat gizi yang berperan dalam pengangkut vitamin A, D, E, K yang larut dalam lemak. Komponen lemak terdiri dari alamiah sekitar 98% di antaranya trigliserida, dan gliserol sedangkan 2%-nya adalah asam lemak bebas di antaranya monogliserida, digliserida, kolesterol dan fosfolipid termasuk lesitin, sefalin, sfingomielin dan serebrosid. Lemak ini merupakan sumber yang kaya akan energi, sebagai pelindung organ tubuh seperti pembuluh darah, saraf, organ dan lain-lain terhadap suhu tubuh, dapat membantu rasa kenyang (penundaan waktu pengosongan lambung), komponen lemak dalam tubuh harus tersedia dalam jumlah yang cukup sebab kekurangan lemak akan menyebabkan terjadinya perubahan kulit khususnya asam linoleat yang rendah, berat badan kurang, akan tetapi apabila jumlah lemak yang banyak anak menyababkan terjadi giperlipidemia, hiperkolesterol atau dapat menyebabkan penyumbatan pembuluh darah dan lain-lain, dan untuk mendapatkan jumlah lemak yang cukup dapat diperoleh dari susu, mentega, kuning telur, daging, ikan, keju, kacang-kacangan, dan minyak sayur. (Solihin Pujiadi, 2001).

3. Protein
Merupakan zat gizi yang berguna dalam pembentukan protoplasma sel, selain itu tersedianya protein dalam jumlah yang cukup penting untuk pertumbuhan dan perbaikan sel jaringan dan sebagai larutan untuk keseimbangan osmotik. Protein ini terdiri dari dua puluh empat asam amino di antaranya sembilan asam amino essensial diantaranya threonin, valin, leusin, isoleusin, lisin, triptofan, fenilanin, metionin, dan histidin, selebihnya asam amino nonessensial. Jumlah protein dalam tubuh tersebut harus tersedia dalam jumlah yang cukup apabila jumlahnya berlebih atau tinggi dapat memperburuk insufisiensi ginjal demikian juga apabila jumlahnya kurang maka dapat menyebabkan kelemahan, edema, dapat kwasiorkor apabila kekurangan protein saja tetapi jika kekurangn protein dan kalori menyebabkan marasmus. Komponen zat gizi protein dapat diperoleh dari susu, telur, daging, ikan, unggas, keju, kedelai, kacang, buncis, dan padi-padian (Solihin Pudjiadi, 2001)

4. Air
Air merupakan kebutuhan nutrisi yang sangat penting, mengingat kebutuhan air pada bayi relatif tinggi 75–80% dari berat badan dibandingkan dengan orang biasa yang hanya 55–60%. Air bagi tubuh dapat berfungsi sebagai pelarut untuk pertukaran seluler, sebagai medium untuk ion, transport nutrien dan produk buangan dan pengaturan suhu tubuh. Sumber zat air dapat diperoleh dari air dan sumber makanan.
5. Vitamin
Vitamin merupakan senyawa organik yang digunakan untuk mengkatalisator metabolisme sel yang dapat berguna untuk pertumbuhan dan perkembangan serta dapat mempertahankan organisme, vitamin yang dibutuhkan antara lain :
a. Vitamin A (Retinol)
Vit A harus tersedia dalam jumlah yang cukup yang mempunyai pengaruh dalam kemampuan fungsi mata serta pertumbuhan tulang dan gigi dan dalam pembentukan maturasi epitel, vitamin ini dapat diperoleh dari hati, minyak ikan, susu, margarin, tumbuh-tumbuhan, sayur-sayuran dan buah-buahan.
b. Vitamin B kompleks (Thiamin)
Yang merupakan vitamin yang larut dalam air akan tetapi tidak larut dalam lemak, yang dapat menyebabkan penyakit beri-beri, kelelahan, anoreksia, konstipasi, nyeri kepala, insomnia, takikardi, oedema, asam piruvat dalam darah akan meningkat apabila tersedia dalam jumlah yang kurang, kebutuhan vitamin ini dapat diperolehi dari hati, daging, susu, padi, biji-bijian, kacang dan lain-lain.
c. Vitamin B2 (Ribovlavin)
Merupakan vitamin yang sedikit larut dalam air, vitamin ini harus tersedia dalam jumlah yang cukup, apabila kurang dapat menyebabkan fotofobia, penglihatan kabur, gagal dalam pertumbuhan. Vitamin ini dapat diperoleh dari susu, keju, hati daging, telur, ikan, sayur-sayuran dan padi.
d. Vitamin B12 (Sianokobalamin)
Merupakan vitamin yang sedikit larut dalam air. Vitamin ini sangat baik untuk maturasi sel darah merah dalam sum-sum tulang, pengaruh kekurangan vitamin ini dapat menyebabkan anemia dan vitamin dapat diperoleh dari daging organ, ikan, telur, susu dan keju.
e. Vitamin C (Asam Ascorbat)
Meruapakan vitamin yang larut dalam air yang mudah dioksidasi dan dipercepat oleh panas atau cahaya, kekurangan vitamin ini dapat menyebabkan lamanya proses penyembuhan luka, vitamin ini dapat tersedia dalam buah tomat, buah semangka, kubis, sayur-sayuran hijau
f. Vitamin D
Merupakan vitamin yang dapat larut dalam lemak dan akan stabil dalam suasana panas, vitamin ini berguna dalam mengatur penyerapan dan pengendapan kalsium dan fosfor yang mempengaruhi permeabilitas membran usus, mengatur kadar alkali fosfatase Serum, kekurangan vitamin ini akan menyebabkan pertumbuhan jelak dan osteomalasia. Vitamin ini dapat diperoleh dari susu, margarin, minyak ikan, pemaparan matahari atau sumber ultraviolet lain.
g. Vitamin E
Merupakan vitamin yang larut dalam lemak dan tidak stabil terhadap sinar ultraviolet yang dapat berfungsi dalam meminimilkan oksidasi karotem, vitamin A dan Asam Linoleat serat menstabilkan membran apabila terjadi kekurangan dapat meyebabkan hemolisis sel darah merah pada bayi prematur dan akan meyebabkan kehilangan keutuhan saraf. Vitamin ini dapat diperoleh dari minyak, biji-bijian dan kacang-kacangan.
h. Vitamin K
Merupakan vitamin yang larut dalam lemak yang dapat berfungsi sebagai pembentukan protombin, faktor koagulasi II, VII, IX, X yang harus tersedia dalam tubuh yang cukup apabila terjadi kekurangan dapat meyebabkan perdarahan dan metabolisme tulang yang tidak stabil. Vitamin ini dapat tersedia dalam sayuran berdaun hijau, daging dan hati

6. Mineral
Mineral merupakan komponen zat gizi yang tersedia dalam kelompok mikro, yang terdiri dari kalsium, klorida, khromium, kobalt, tembaga, fluorin, yodium, besi, magnesium, mangan, fosfor, kalium, natrium, sulfur dan seng. Kesemuanya harus tersedia dalam jumlah yang cukup.
a. Kalsium
Merupakan mineral yang berguna untuk pengaturan struktur tulang dan gigi, kontraksi otot, iritabilitas syaraf, koagulasi darah, kerja jantung, dan produksi susu. Kalsium ini akan diekskresi 70% dalam tinja, 10% dalam urine, 15-25 % tertahan dan tergantung dalam kecepatan pertumbuhan, kadar kalsium ini harus tersedia yang cukup karena apabila terjadi kekurangan menyebabkan mineralisasi tulang dan gigi jelek, osteomalasia, osteoporosis, rahitis, dan gangguan pertumbuhan. Tersedianya kasium ini dapat diperoleh dari susu, keju, sayur-sayuran berdaun hijau, kerang, dan lain-lain
b. Klorida
Sangat berguna dalam pengaturan tekanan osmotik, keseimbangan asam dan basa, yang tersedia dalam garam, daging, susu, dan telur.
c. Khromium
Berguna untuk glikemia dan metabolisme dalam insulin yang tersedia dalam ragi, tembaga yang berguna untuk produksi sel darah merah, pembentukan Hb, penyerapan besi dan lain-lain, kekurangan zat besi dapat menyebabkan anemia, osteoporosis, kemudian apabila berlebih dapat menyebabkan sirosis dan gastritis, hemolisis, tersedianya tembaga dapat dalm hati, daging, ikan, padi, dan kacang-kacangan.
d. Fluor
Merupakan mineral yang berfungsi untuk pengaturan struktur gigi dan tulang dan apabila tersedia dalam jumlah yang kurang menyebabkan karies gigi. Sumber dari fluor ini terdapat pada air, makanan laut, tumbuh-tumbuhan.
e. Iodium
Merupakan unsur teroksin dan triioditironin yang harus tersedia dalam jumlah yang cukup. Apabila kurang dapat menyebabkan penyakit gondok, mineral tersebut terdapat dalam garam.
f. Besi
Merupakan mineral yang merupakan struktur dari haemoglobin untuk pengangkutan CO2 dan O2 dan kekurangan besi menyebabkan anemia, zat besi tersebut tersedia dalam hati, daging, kuning telur, sayur-sayuran hijau, padi, dan tumbuh-tumbuhan.
g. Magnesium
Berguna dalam aktivasi enzim dalam metabolisme karbohidrat dan sangat penting dalam proses metabolisme apabila terjadi kekurangan menyebabkan malabsorbsi yang menyebabkan hipokalsemia atau hipokalemia, magnesium dapat diperoleh dalam biji-bijian, kacang-kacangan, daging, dan susu
h. Mangan
Mineral yang berfungsi dalam aktivitas enzim yang terdapat dalam kacang-kacangan, padi, biji-bijian dan sayuran hijau.
i. Fosfor
Merupakan unsur pokok dalam pertumbuhan tulang dan gigi, kekurangan dapat menyebabkan kelemahan otot, fosfor tersebut dapat diperoleh dari susu, kuning telur, kacang-kacangan, padi-padian, dan lain-lain.
j. Kalium
Berfungsi dalam kontraksi otot, dan hantaran impuls saraf, keseimbangan cairan, pengaturan irama jantung kalium ini dapat diperoleh dari semua makanan.
k. Natrium
Berguna dalam pengaturan osmotik, pengaturan keseimbangan asam dan basa, keseimbangan cairan. Kekurangan ini dapat menyebabkan kram otot, nausea, dehidrasi, hipotensi, natrium ini dapat diperoleh dari garam, susu, telur, tepung dan lain-lain
l. Sulfur
Merupakan unsur pokok dalam protein seluler yang membantu proses metabolisme jaringan syaraf, sulfur ini dapat diperoleh dari makanan protein yang mengandung 1%.
m. Seng
Merupakan unsur pokok dari beberapa enzim karbonik anhidrase yang penting dalam pertukaran CO2 yang tersedia dalam daging, padi-padian, kacang-kacangan dan keju.

D. Kebutuhan Nutrisi berdasarkan Umur Tumbuh Kembang Anak
Kebutuhan nutrisi pada setiap anak berbeda mangingat kebutuhan untuk pertumbuhan dan perkembangan sel atau organ pada anak berbeda, dan perbedaan ini yang menyebabkan jumlah dan komponen zat gizi berlainan. Secara umum kebutuhan nutrisi pada anak dapat dikelompokkan berdasarkan usia anak, mulai umur 0-4 bulan, 4-6 bulan, 6-9 bulan, 9-12 bulan, usia toddler atau usia pra sekolah, usia sekolah dan usia rmaja.
a. Umur 0-4 Bulan
Pada umur ini kebutuhan nutrisi bayi semuanya melalui air susu ibu yang terdapat komponen yang paling seimbang, akan tetapi apabila terjadi gangguan dalam air susu ibu maka dapat menggunakan susu formula dan nilai kegunaan atau manfaat jauh lebih baik dari menggunakan ASI. Pemberian ASI eksklusif adalah sampai empat bulan tanpa makanan yang lain, sebab kebutuhannya sesuai dengan jumlah yang dibutuhkan pada bayi, dan proses pemberian ASI ini dapat dilakukan melalui proses menyusui.
Pada proses menyusui ini akan memberikan dampak yang baik seperti pada proses awal menyusui, setelah bayi lahir terdapat zat kekebalan tubuh yang terdapat pada kolostrom yang kaya akan protein dan mengandung immunoglobulin A yang tinggi melalui keluarnya pertama dari ASI, di samping itu proses menyusui akan membantu reflex bayi untuk menghisap yang menyebabkan kebutuhan kasih sayang pada bayi terpenuhi dan membentuk proses bonding. Proses pengeluaran ASI dapat terjadi karena adanya reflek menghisap juga dapat dipengaruhi oleh proses hormonal terutama oksitosin dan prolaktin
Air susu ibu merupakan makanan ideal pada bayi, di samping mempunyai zat gizi yang ideal juga mempunyai beberapa manfaat seperti harganya murah dan sederhana, tersedia pada suhu yang ideal dan tidak perlu dipanaskan atau disterilkan dahulu, bebas dalam pencemaran kuman yang dapat mengurangi kemungkinan timbulnya gangguan saluran pencernaan, akan mempercepat pengembalian besarnya rahim pada bentuk dan ukuran sebelum mengandung.
ASI mempunyai peran yang penting dalam pertumbuhan dan perkembangan bagi anak mengingat zat gizi yang ideal terdapat di dalamnya, di antaranya immunoglobulin (IgA, IgG, IgM, IgD dan IgE), lisozim merupakan suatu enzim yang tinggi jumlahnya yang berfungi bakteriostatik terhadap enterobakteria dan kuman gram negatif dan sebagai pelindung terhadap berbagai macam virus, kemudian laktoperioksidase enzim yang berfungsi membunuh streptococcus, farktor bifidus merupakan karbohidrat yang mengandung nitrogen yang berfungsi mencegah pertumbuhan organisme yang tidak diinginkan, faktor anti stafilokokus merupakan asam lemak yang melindungi serangan stafilokokus, laktoferin, dan transferin komponen protein yang dapat mengurangi tersedianya zat besi pada pertumbuhan kuman, komponen komplemen yaitu C3 dan C4 yang berfungsi untuk pertahanan tubuh, adanya sel makrofag dan netrofil yang berfungsi menfagosit kuman, adanya lipase yang merupakan zat anti virus.
Tidak semua anak mendapatkan asi secara langsung, banyak kita temukan anak-anak kebutuhan nutrisinya melalui susu formula. Untuk itu dalam pemakaian susu formula atau susu botol juga perlu perhatian di antaranya: sterilkan dahulu sebelum memberikan pada bayi dengan cara dipanaskan, jangan membuat lama-lama susu dalam botol, ikuti petunjuk pemakaian susu formula dan lain-lain.
b. Umur 4-6 Bulan
Pada usia ini kebutuhan nutrisi pada anak tetap yang utama adalah ASI kemudian ditambah lagi dengan bubur susu dan sari buah, pemenuhan kebutuhan nutrisi pada anak terdapat tambahan mengingat seiring dengan perkembangan fungsi sistem pencernaan. Perubahan kebutuhan nutrisi anak hanya perubahan bentuk makan akan tetapi kadar zat gizi tetap seimbang dengan komposisi yang ada.
c. Umur 6-9 bulan
Kebutuhan nutrisi pada anak usia ini adalah tetap diteruskan kebutuhan nutrisi dari ASI kemudian ditambah dengan bubur susu, bubur tim saring dan buah, penambahan bentuk kebutuhan nutrisi disesuaikan dengan ukuran kebutuhan nutrisi pada usia anak, makanan lebih pada dari usia sebelumnya mengingat perkembangan gigi sudah mulai dan pada usia ini bayi mulai mengunyah apa saja dan memasukkan semua makanan ke dalam mulut, untuk itu perlu pengawasan dalam setiap aktivitas anak.
d. Umur 10- 12 bulan
Pada usia anak ini masih tetap diberikan asi dengan penambahan pada bubur susu, bubur tim kasar dan buah, bentuk makanan yang disediakan dapat lebih padat dan bertambah jumlahnya mengingat pertumbuhan gigi dan kemampuan fungsi pencernaan sudah bertambah. Pada usia ini anak sering senang makan sendiri dengan sendok atau suka mencoba makan sendiri dan makan dengan tangan, pada anak seusia ini adalah merupakan usaha yang baik dalam menuntun ketangkasan dan merasakan bentuk makanan.
e. Usia Todler dan Pra Sekolah
Pada usia ini kemampuan kemandirian dalam pemenuahan kebutuhan nutrisi sudah mulai muncul, sehingga segala peralatan yang berhubungan dengan makan seperti garpu, piring, sendok, dan gelas semuanya harus di jelaskan pada anak atau diperkenalkan dan dilatih tentang penggunaan, sehingga dapat mengikuti aturan yang ada. Dalam pemenuhan kebutuhan nutrisi pada usia ini sebaiknya penyediaan bervariasi menunya untuk mencegah kebosanan, berikan susu dan makanan yang dianjurkan antara lain: daging, sup, sayuran, dan buah-buahan, pada anak ini juga perlu makanan padat sebab kemampuan mengunyah sudah mulai kuat.
f. Usia Sekolah
Pada usia sekolah ini kebiasaan makan pada anak tergantung pada kehidupan sosial di sekolah, kadang-kadang anak malas makan di rumah karena kondisi yang tidak disukai, pada usia ini kemampuan makan dengan menggunakan sendok, piring, dan garpu sudah baik. Pada usia sekolah tata cara dalam makan seperti makan dengan duduk, mencuci tangan sebelum makan, tidak mengisi mulut secara penuh dan mengambil makanan secara bersamaan dan lain-lain kebiasaan tersebut harus dilakukan. Kadang-kadang usia sekolah juga malas untuk makan akibat stress atau sakit sehingga perlu pemantauan, dan anak sekolah cenderung suka makan secara bersamaan dengan teman sekolahnya.
g. Usia Remaja
Pada masa remaja kebutuhan kalori semakin meningkat karena perubahan menjadi pubertas dan aktivitas. Pada masa remaja sangat menyadari akan gambaran diri sehingga perlu pemantauan diet dalam makanan, seperti takut akan obesitas dan takut timbulnya acne atau jerawat akibat makanan. Pada masa ini terjadi pertumbuhan yang cepat baik tinggi maupun berat badan kebutuhan gizipun meningkat.

E. Menyusui Menurut Pandangan Islam
Susu merupakan makanan terpenting dan sumber kehidupan satu-satunya bagi bayi di bulan-bulan pertama usianya. Susu terbaik untuk anak adalah air susu ibu karena dengan menyusui terjadilah kontak cinta dan kasih sayang antara ibu dan anak. Ibu adalah orang yang paling mampu memberikan cinta dan kehangatan yang sesungguhnya kepada anak dengan naluri keibuannya yang diberikan Allah kepadanya.
“Ibulah yang dapat memenuhi kebutuhan cinta dan kasih sayang yang didambakan anak sejak hari-hari pertama masa menyusui”. Dengan menyusui, hubungan cinta dan kasih sayang antara ibu dan anak akan semakin erat dan akan membuat anak merasa tenang dan aman”.
Riwayat-riwayat Ahlul Bait a.s. dan wejangan-wejangan yang mereka berikan kepada umat Islam banyak menekankan keutamaan air susu ibu bagi anak. Imam
Amirul Mu’minin Ali a.s. berkata,
ما من لبن يرضع به الصبي أعظم بركة عليه من لبن أمّه
Artinya: Tidak ada air susu yang lebih berbarakah bagi anak bayi dari air susu ibunya sendiri.
Secara etimologis, menyusui anak ar-radhâ’ah atau ar-ridhâ’ah adalah sebuah istilah bagi isapan susu,baik isapan susu manusia maupun susu binatang. Dalam pengertian etimologis tidak dipersyaratkan bahwa yang disusui itu [ar-radhî’] berupa anak kecil [bayi] atau bukan. Adapun dalam pengertian terminologis, sebagian ulama fiqh mendefinisikan ar-radhâ’ah sebagai berikut: “Sampainya [masuknya] air susu manusia [perempuan] ke dalam perut seorang anak [bayi] yang belum berusia dua tahun, 24 bulan.”
Mencermati pengertian ini, ada tiga unsur batasan untuk bisa disebut ar-radhâ’ah asy-syar’iyyah [persusuan yang berlandaskan etika Islam]. Yaitu, pertama, adanya air susu manusia [labanu adamiyyatin]. Kedua, air susu itu masuk ke dalam perut seorang bayi [wushûluhu ilâ jawfi thiflin]. Dan ketiga, bayi tersebut belum berusia dua tahun [dûna al-hawlayni]. Dengan demikian, rukun ar-radhâ’ah asy-syar’iyyah ada tiga unsur: pertama, anak yang menyusu [ar-radhî’]; kedua, perempuan yang menyusui [al-murdhi’ah]; dan ketiga, kadar air susu [miqdâr al-laban] yang memenuhi batas minimal. Suatu kasus [qadhiyyah] bisa disebut ar-radhâ’ah asy-syar’iyyah, dan karenanya mengandung konsekuensi-konsekuensi hukum yang harus berlaku, apabila tiga unsur ini bisa ditemukan padanya. Apabila salah satu unsur saja tidak ditemukan, maka arradhâ’ah dalam kasus itu tidak bisa disebut ar-radhâ’ah asy-syar’iyyah, yang karenanya konsekuensi-konsekuensi hukum syara’ tidak berlaku padanya.
Adapun perempuan yang menyusui itu disepakati oleh para ulama [mujma’‘alayh] bisa perempuan yang sudah baligh atau juga belum, sudah menopause atau juga belum, gadis atau sudah nikah, hamil atau tidak hamil. Semua air susu mereka bisa menyebabkan ar-radhâ’ah asy-syar’iyyah, yang berimplikasi pada kemahraman bagi anak yang disusuinya
Allah subhana wa ta’ala memerintahkan para ibu untuk menyusui anak-anaknya, dan Dia menetapkan batas waktu minimal menyusui selama dua tahun sempurna. Masa selama itu cukup untuk anak melepaskan penyusuan kepada ibunya. Setelah itu anak mulai belajar makan dan minum di luar air susu ibunya.
Air susu setiap spesies berbeda, dimana Allah subhana wa ta’ala telah memberikan pada masing-masing spesies komposisi nutrient yang bermanfaat bagi masing-masing anak dari spesies tersebut. Sebagai contoh air susu seekor ibu sapi, memiliki kandungan protein yang bersifat antibodi lebih sedikit dari air susu manusia. Selain itu perbedaan jumlah vitamin, mineral dan lemak yang terkandung sangat jauh berbeda. Banyak jurnal, artikel ilmiah juga buku-buku yang telah mengungkapfakta mengenai komposisi emas dari air susu ibu. Namun masih banyak ibu yang memilih mengganti pemberian air susu ibu dengan susu formula yang tentunya berasal dari susu sapi.
Hikmah ilahiah dari proses menyusui, bahwa pemberian air susu ibu kepada anak akan sangat berpengaruh terhadap akhlak, perilaku, dan etika sang anak, sebab susu keluar dari darah sang ibu. Air susu ibu akan membantu tumbuh kembang anak secara lahiriah dan mempengaruhi perkembangan kecerdasan anak secara psikologis, intelektual, dan spiritual. Organ yang telah berkembang dengan sempurna dari seorang manusia sejak ia dalam kandungan adalah telinga. Sehingga, pendidikan dan pembinaan anak akan siapa Tuhannya sesungguhnya telah berjalan sejak awal ruh ditiupkan.
Sangat disayangkan pada masa ini, dukungan terhadap proses menyusui dan pemberian ASI secara eksklusif dan dilanjutkan hingga dua tahun menemui banyak hambatan. Mulai dengan minimnya dukungan dari keluarga terdekat, lingkungan, tenaga kesehatan hingga minimnya kelayakan fasilitas bagi ibu menyusui ditempat umum maupun tempat bekerja. Atau juga keengganan ibu untuk menyusui buah hatinya dengan alasan akan mempengaruhi keindahan tubuhnya ataupun beralasan bahwa air susunya sedikit.
Proses menyusui adalah sebuah fitrah mulia dari setiap wanita dan dengan ilmu yang semakin mudah di akses, maka sesungguhnya kendala tersebut dapat dihindari. Mematuhi perintah Allah subhana wa ta’ala dimana Dia sangat memuliakan setiap ibu untuk memperbaiki generasi penerusnya melalui menyusui, dengan menjadikan setiap Ibu sebagai madrasah utama terhadap anak-anaknya dan meletakkan syurga di telapak kaki ibu.
Landasan Hukum
Setidak-tidaknya ada enam buah ayat dalam al-Qur’ân yang membicarakan perihal penyusuan anak [ar-radhâ’ah]. Enam ayat ini terpisah ke dalam lima surat, dengan topik pembicaraan yang berbeda-beda. Namun, enam ayat ini mempunyai keterkaitan [munâsabah] hukum yang saling melengkapi dalam pembentukan hukum. Selain enam ayat ini, ar-radhâ’ah juga mendapatkan perhatian dari Nabi Muhammad SAW dalam menjelaskan ayat-ayat tersebut. Baik al-Qur’ân maupun al-Hadits, kedua-duanya sangat berarti bagi kekokohan landasan hukum dan etika “menyusui”. Enam ayat al-Qur’ân yang dimaksud adalah sebagai berikut:
Pertama, ayat 233 Surat al-Baqarah [2]:

Artinya: “Para ibu hendaklah menyusukan anaknya selama dua tahun penuh, yaitu bagi yang ingin menyempurnakan penyusuan. Dan kewajiban ayah memberi makan dan pakaian kepada para ibu dengan cara yang ma’rûf. Seseorang tidak dibebani melainkan menurut kadar kesanggupannya. Janganlah seorang ibu menderita kesengsaraan karena anaknya dan juga seorang ayah karena anaknya, dan waris pun berkewajiban demikian. Apabila keduanya ingin menyapih [sebelum dua tahun] dengan kerelaan keduanya dan permusyawaratan, maka tidak ada dosa atas keduanya. Dan jika kamu ingin anakmu disusukan oleh orang lain, maka tidak ada dosa bagimu apabila kamu memberikan pembayaran menurut yang patut. Bertakwalah kepada Allah dan ketahuilah bahwa Allah Maha Melihat apa yang kamu kerjakan.”
Secara umum, ayat ini berisi tentang empat hal: pertama, petunjuk Allah SWT kepada para ibu [wâlidât] agar senantiasa menyusui anak-anaknya secara sempurna, yakni selama dua tahun sejak kelahiran sang anak. Kedua, kewajiban suami memberi makan dan pakaian kepada istrinya yang sedang menyusui dengan cara yang ma’rûf. Ketiga, diperbolehkannya menyapih anak [sebelum dua tahun] asalkan dengan kerelaan dan permusyawaratan suami dan istri. Keempat, adanya kebolehan menyusukan anak kepada perempuan lain [al-murdhi’ah].
Kedua, ayat 23 surat An-Nisâ’ [4]:
  •         •      •                                      

Artinya “Diharamkan atas kamu [mengawini] ibu-ibumu, anak-anakmu yang perempuan, saudara-saudaramu yang perempuan, saudara-saudara bapakmu yang perempuan, saudara-saudara ibumu yang perempuan, anak-anak perempuan dari saudaramu yang laki-laki, anak-anak perempuan dari saudara-saudaramu yang perempuan, ibu-ibumu yang menyusui kamu, saudara perempuan sepersusuan ....”
Ayat ini menjelaskan satu hal bahwa penyusuan anak [ar-radhâ’ah] dapat menyebabkan ikatan kemahraman, yakni perempuan yang menyusui [al-murdhi’ah] dan garis keturunannya haram dinikahi oleh anak yang disusuinya [ar-radhî’].
Ketiga, ayat 2 al-Hajj [22]:
             ••         
Artinya: “[Ingatlah] pada hari [ketika] kamu melihat kegoncangan itu, lalailah semua perempuan yang menyusui anaknya dari anak yang disusuinya dan gugurlah kandungan segala perempuan yang hamil, dan kamu lihat manusia dalam keadaan mabuk, padahal sebenarnya mereka tidak mabuk, akan tetapi azab Allah itu sangat keras.”
Keempat, ayat 7 surat al-Qashash [28]:
                        
Artinya: “Dan kami ilhamkan kepada ibu Musa; “Susuilah dia, dan apabila kamu khawatir terhadapnya maka jatuhkanlah dia ke sungai [Nil]. Dan janganlah kamu khawatir dan janganlah [pula] bersedih hati, karena sesungguhnya Kami akan mengembalikannya kepadamu, dan menjadikannya [salah seorang] dari para rasul.”



Kelima, ayat 12 surat al-Qashash [28]:
                 
Artinya:“Dan Kami cegah Musa dari menyusu kepada perempuan-perempuan yang mau menyusui[nya] sebelum itu; maka berkatalah saudara Musa: “Maukah kamu aku tunjukkan kepadamu ahlul bait yang akan memeliharanya untukmu dan mereka dapat berlaku baik kepadanya?”
Tiga ayat terakhir ini menjelaskan kisah para perempuan yang menyusui anaknya dalam sejarah, terutama berkaitan dengan masa kecil Nabi Musa. Dijelaskan betapa pentingnya air susu ibu [kandung] untuk anaknya, hingga Nabi Musa kecil dicegah oleh Allah untuk menyusu kepada perempuan lain. Dan dijelaskan pula kedahsyatan goncangan hari kiamat, bahwa semua perempuan yang tengah menyusui anaknya akan lalai tatkala terjadi kegoncangan hari kiamat tersebut.
Keenam, ayat 6 surat ath-Thalaq [65]:
                                    
Artinya: “Tempatkanlah mereka [para istri] di mana kamu bertempat tinggal menurut kemampuanmu dan janganlah kamu menyusahkan mereka untuk menyempitkan [hati] mereka. Dan jika mereka [istri-istri yang sudah ditalak] itu sedang hamil, maka berikanlah kepada mereka nafkahnya hingga mereka bersalin, kemudian jika mereka menyusukan [anak-anak]mu untukmu, maka berikanlah kepada mereka upahnya; dan musyawarahkanlah di antara kamu [segala sesuatu] dengan baik; dan jika kamu menemui kesulitan, maka perempuan lain boleh menyusukan [anak itu] untuknya.”
Sementara ayat ini menjelaskan dua hal penting berkaitan dengan penyusuan anak. Pertama, dalam ayat ini ditekankan adanya jaminan hak upah dari sang suami bagi sang istri muthallaqah [yang sudah ditalak] jika ia menyusukan anak-anaknya, di luar kewajiban nafkah yang memang harus diberikan selama belum habis masa ‘iddah. Kedua, adanya kebolehan dan sekaligus hak upah bagi seorang perempuan yang menyusukan anak orang lain, asalkan dimusyawarahkan secara baik dan adil.



































BAB III
PENUTUP

A. Simpulan
Kebutuhan nutrisi dan cairan merupakan kebutuhan yang sangat penting dalam membantu proses pertumbuhan dan perkembangan pada bayi dan anak, mengingat manfaat nutrisi dan cairan dalam tubuh dapat membantu proses pertumbuhan dan perkembangan anak, serta mencegah terjadinya berbagai penyakit akibat kurang nutrisi dalam tubuh.
Susu merupakan makanan terpenting dan sumber kehidupan satu-satunya bagi bayi di bulan-bulan pertama usianya. Susu terbaik untuk anak adalah air susu ibu karena dengan menyusui terjadilah kontak cinta dan kasih sayang antara ibu dan anak. Ibu adalah orang yang paling mampu memberikan cinta dan kehangatan yang sesungguhnya kepada anak dengan naluri keibuannya yang diberikan Allah kepadanya.
B. Saran
Jaga keseimbangan nutrisi dan cairan tubuh bayi dam anak dalam masa pertumbuhannya agar terhindar dari beragai penyakit dan pilih ASI sebagai nutrisi pertama pada bayi dan anak.

  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS

0 komentar:

Posting Komentar