Diberdayakan oleh Blogger.
RSS

Laporan Fisiologi FISIS JANTUNG

BAB I
PENDAHULUAN
A.      Latar Belakang
Jantung adalah organ berupa otot, berbentuk kerucut, berongga dan dengannya basis di atas dan puncaknya di bawah. Apex-nya (puncak) miring kesebelah kiri. Berat jantung kira-kira 300 gram. (1 : 121)
Bagaian-bagian jantung secara normal berdenyut dengan urutan teratur. Kontraksi atrium (sistolik atrium) diikuti oleh kontraksi ventrikel (sistolik ventrikel) semua empat rongga jantungdalam keadaan relaksasi. Denyut jantung berasal dari sistem penghatar jantung yang khusus dan menyebar melalui sistem ini kesemua miokardium. (2 : 525) 
Didalam jantung terdapat suatu mekanisme khusus yang menyebabkan kontraksi jantung secara terus menerus yang disebut irama jantung, menjalarkan potensial aksi keseluruh otot jantung untuk menimbulkan denyut jantung yang berirama. (3 : 107)
Dalam proses perkembangannya, makhluk hidup sangat tergantung pada berfungsinya system kardiovaskuler secara optimal, dan kelainan yang terjadi pada sistim ini akan menyebabkan konsekuensi klinik yang serius. Jantung sangant berperan penting bagi kehidupan manusia karena jantung memiliki fungsi vital yaitu untuk memompakan darah ke seluruh tubuh atau jaringan tubuh. Darah yang dipompa mengantarkan nutrisi dan O2 ke jaringan untuk kealngsungan hidupnya, sehingga jaringan dapat hidup dan menjalankan fungsi sebagaimana mestinya. (4)
Jantung adalah mesin kehidupan. Meski tersembunyi dalam rongga dada dan mustahil kita melihatnya secara nyata baik dalam kondisi masih berdenyut maupun sudah berhenti. Jantung berfungsi sebagai mekanisme pompa mendorong darah melalui seluruh sistem faskuler, sebenarnya terdiri dua pompa; jantung kanan yang memompa darah melalui paru-paru, dan jantung kiri yang memompa darah melalui organ dan jaringan perifer. Masing-masing unit terdiri dari 2 ruangan, atrium dan ventrikel.
Sejak terjadinya konsepsi sampai meninggal, jantung berdenyut secara ritmik dan kontinus untuk mempertahankan kehidupan. Beberapa penyakit timbul seiring dengan penurunan fungsi organ.
Oleh karena itu, perawat harus memiliki pengetahuan tentang anatomi dan fisiologi jantung dalam upaya memberikan perawatan yang optimal, membantu pasien untuk memahami kondisi yang terjadi dan mendukung pasien serta keluarga dalam mengembalikan fungsi hidup secara optimal. Sehingga praktikum mengenai pemeriksaan fisis ini menjadi sangat penting. Di mana pemeriksaan atau pengkajian fisis digunakan untuk memperoleh data obyektif dari kesehatan kardiovaskuler atau jantung klien. (5)
B.       Tujuan
1.      Mempelajari cara-cara pemeriksaan fisis jantung.
2.      Menentukan posisi apeks jantung.
3.      Menentukan batas-batas jantung.
4.      Mempelajari suara-suara pada siklus jantung.










BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A.  Pengertian
Jantung adalah orgam muskular berongga yang bentuknya menyerupai piramid atau jantung pisang dan merupakan pusat sirkulasi darah keseluruh tubuh.
Jantung difiksasi (dipertahankan) pada tempatnya agar tidak mudah berpindah tempat, penyokong utama jantung adalah paru-paru yang letaknya menekan jantung dari samping, diafragma menyokong dari bawah, dan pembuluh darah besar yang keluar dan masuk jantung sehingga jantung tidak mudah berpindah. (6 : 165)
B.  Kedudukan Jantung
Jantung berada didalam torax, antara kedua paru-paru dan dibelakang sternum, dan lebih menghadap ke kiri dari pada ke kanan. Kedudukannya yang tepat dapat digambarkan pada kulit dada kita.
Sebuah garis yang ditarik dari tulang rawan  iga ketiga kanan, 2 cm dari sternum, ke atas ke tulang rawan iga ke dua kiri . 1 cm dari sternum, menunjuk kedudukan basis jantung, tempat pembuluh darah masuk dan keluar. Titik di sebelah kiri antara iga kelima dan ke ena, atau didalam ruang intercostal kelima kiri 4 cm dari garis medial, menunjuk kedudukan apex jantung, yang merupakan ujung tajam dari ventrikel.Struktur jantung. Ukuran jantung kira-kira sebesar kepalan tangan. Jantung dewasa beratnya antara 220 sampai 260 gram. Jantung terbagi oleh sebuah septum (sekat) menjadi dua belah, yaitu kiri dan kanan. Sesudah lahir tidak ada hubungan satu dengan yang lain antara kedua belahan ini. Setiap belahan kemudian dibagi lagi menjadi dua runagan yang disebut, yang atas disebut atrium, dan yang dibawah ventrikel  (1 : 121)
Lapisan Jantung:
a.      Perikardium
Lapisan ini merupakan kantong pembungkus jantung yang terletak dalam mediastinum minus, terletak posterior terhadap korpus sterni dan tulang rawan iga ke-2 sampai ke-6.
o    
o   Perikardium fibrosum (fiseral), merupakan bagian kantong yang membatasi pergerakan jantung terikat di bawah sternum tendenium diafragma, bersatu dengan pembuluh darah besar terletak pada sternum melalui ligamentum sternoperikardial.
o   Perikarkardium serosum (parietal), dibagi menjadi dua bagian, yaitu : Perikardium parietalis membatasi pericardium vibrosum sering disebut epikardium dan pericardium fiseral mengandung sedikit cairan yang berfungsi sebagai pelumas untuk mempermudah pergerakan jantung
b.      Miokardium
Lapisan otot jantung yang menerima darah dari arteri koronaria kiri bercabang menjadi arteri desenden anterior dan tiga arteri sirkumfleks. Arteri koronaria kanan memberikan darah untuk sinotrial node, ventrikel kanan dan permukaan diafragma ventrikel kanan. Vena koronaria mengembalikan darah ke sinus kemudian bersirkulasi langsung ke dalam paru-paru.
c.       Endokardium
Dinding dalam atrium diliputi oleh membran yang mengkilat dan terdiri dari jaringan endotel atau selaput lendir yang licin kecuali aurikula dan bagian depan sinus vena cava. ( 5 )
Lapisan batin. Atau endocardium (en "do-kar'de-um), terdiri dari epitel dan jaringan ikat yang mendasarinya. endocardium juga berisi pembuluh darah dan beberapa serabut otot jantung khusus yang disebut serat Purkinje,
garis endocardium itu semua bilik jantung dan mencakup struktur, seperti katup jantung. Lapisan dalam ini juga terus menerus dengan lapisan dalam pembuluh darah (endotel) yang melekat pada jantung.
(7 : 545)
Struktur jantung dapat dikategorikan berdasarkan fungsi, yaitu:
1.      Struktural dukungan jaringan jantung dan sirkulasi darah paru dan sistemik melalui hati. Kategori ini termasuk dinding jantung dan skleton berserat, yang melampirkan dan dukungan hati dan dibagi menjadi empat ruang, katup-katup yang mengalir langsung melalui ruang, dan pembuluh darah besar yang melakukan dan dari hati.
2.      Pemeliharaan sel-sel hati. Kategori ini terdiri vesels sirkulasi koroner arteri dan vena yang melayani kebutuhan metabolisme semua sel hati dan pembuluh limfatik hati.
3.      Stimulasi dan kontrol tindakan jantung. Di antara struktur ini sel-sel saraf dan otot khusus yang langsung connaction ritmis dan relaksasi otot jantung, mendorong darah ke seluruh sistem sirkulasi paru dan sistemik. (8 : 1093)
C.   Anatomi Fisiologi Otot Jantung
Otot jantung terdiri atas tiga tipe utama yaitu: otot atrium, otot ventrikel, dan serat otot. Tipe otot atrium dan ventrikel berkontraksi dengan cara yang sama seperti otot rangka dengan kontraksi yang lebih lama, sedangkan serat otot khusus penghantar dan pencetus rangsangan berkontraksi dengan lemah sekali, sebab serat-serat ini hanya mengandung sedikit serat kontraktif yang bekerja sebagai siste pencetus rangsangan bagi jantung. (9 : 108-109)
Serat otot  terbagi dua yaitu serabut otot eksitatorik dan konduksi khusus. Serabut-serabut khusus eksitatorik dan konduksi berkontraksi dengan lemah sekali sebab seranur-serabut ini hanya menagndung sedikit serabut kontaktil; justru mereka memperlihatkan pelepasan muatan listrik berirama yang otomatis dalam bentuk potensial aksi atau konduksi potensial aksi yang melalui jantung, yang bekerja sebagai suatu sistem eksitatorik yang mengatur denyut jantung yang berirama. (3 : 107)






Otot jantung sebagai sinsisium. Daerah-daerah gelap bersudut yang menyeberangi serabut otot jantung dinamakan diskus interkalaris; kana tetapi, mereka sebenarnya adalah membran sel yan memisahkan sel-sel otot jantung yang dihubungkan satu sama lainnya. Kenyataannya, serabut-serabur otot jantung adalah sekelompok sel-sel otot jantung yang dihubungkan satu sama lainnya.
Jantung terdiri dari dua sinsium yang terpisah, sinsium atrium dan sisnsium ventrikel . sinsium ini satu sama lain dipisahkan oleh jaringan fibrosa disekitar cincin-cincin katup, tetapi potensial aksi dapat dihantarkan dari sinsium atrium ke sisnsium ventrikel melalui sistem penghantar khusus. Berkas A-V. Bila A-V utuh, potensial aksi berjalan juga dari atrium keventrikel. Hal ini dinamakan prinsip tuntas untuk gagal; dan prinsip ini tepat sama seperti untuk serabut-serabut saraf. Tapi karena serabut-serabut otot jantung satu sama lain saling berhubungan, prinsip tuntas atau gagal dipakai untuk seluruh sinsium funsional jantung bukan untuk serabut otot seperti pada serabut otot rangka. Potensial membran istiahat otot jantung normal kira-kira -80 sampai -85 milivolt (mv). Dan kira-kira -90 sampa -100 mv. (2 : 125-126)
D.    Siklus Jantung
Jantung mempunyai 4 pompa yang terpisah yaitu: 2 pompa primer atrium dan 2 pompa tenaga ventrikel. Periode akhir kontraksi jantung samapai akhir berikutnya dinamakan siklus jantung. Tiap siklus dimulai oleh timbulnya potensial aksi secara spontan pada simpul Sino Atriam node (SA) pada dinding posterior atrium kanan dekat muara vena kava superior. Potensial aksi berjalan dengan cepat melalui berkas Atrio Ventrikular (AV) ke dalam ventrikel. Pada susunan khusus sistem pengahantar atrium terdapat perlambatan 1/10 detik antara jalan impuls jantung dan atrium kedalam ventrikel, memungkinkan atrium berkontraksi mendahului ventrikel.
Fungsi jantung sebagai pompa, dan tindakan yang memompa menyebabkan darah beredar ke seluruh tubuh. Sisi kiri jantung, yang terdiri dari atrium kiri dan vebtrikel kiri, mengambil darah oksigen dari paru-paru dan di pompa keluar melalui katup aorta (arteri utama meninggalkan jantung), dan darah akan masuk ke (arteri, arteriola, dan kapiler) untuk mencapai jaringan sel. (10 : 27)
a.      Fungsi Jantung Sebagai Pompa
Tiap siklus jantung terdiri atas sistole dan diastole secara berurutan dan teratur dengan adanya katup jantung yang terbuka dan tertutup. Selama satu siklus kerja jantung terjadi perubahan tekanan dalam rongga jantung sehingga terdapat perubahan tekanan. Perbedaan ini menyebabkan darah mengalir dari rongga tekanan yang lebih tinggi ke tekanan yang lebih rendah.
b.      Funsi Atrium Sebagai Pompa
Dalam keadaan normal, darah mengalir terus menerus dari vena-vena besar ke dalam atrium. Kira-kira 70% aliran ini langsung mengalir dari atrium ke ventrikel walaupun atrium belum berkontraksi, selanjutnya kontraksi atrium mengadakan pengisian 30% karena atirum hanya berfungsi sebagai pompa primer untuk meningkatkan keaktifan ventrikel.
c.       Funsi Ventrikel Sebagai Pompa
o  Pengisian ventrikel selama sistole: vetrikel sejumlah darah tertimbun dalam atrium karena atrium dan ventrikel tertutup. Setelah sistole berakhir, tekanan ventrikel turun sampai ke diastolik terendah. Tekanan atrium tinggi dan mendorong katup antara atrium dan ventrikel untuk terbuka sehingga darah mengalir dengan cepat kedalam ventrikel.
o  Pengosongan ventrikel selama sistole: bila kontraksi ventrikel mulai, tekanan ventrikel menigkat dengan cepat membuat katup atrium dan ventrikel menutup, untuk proses ini diperlukan penambahan waktu 0,02 – 0,03 detik. Selama periode ini terjadi kontraksi pada ventrikel, tetapi tidak terjadi pengosongan, periode ini disebut periode kontraksi iskemik.
o  Periode ejeksi: bila tekanan ventrikel kiri menigkat sedikit di atas 80 mmHg, maka tekanan ventrikel kanan menigkat sedikit diatas 8 mmHg. Tekanan ventrikel mendorong terbukanya katup semilunaris sehingga darah mulai dikeluarkan segera dari ventrikel.
o  Proto (rangakaian) diastole: hampir tidak ada aliran darah dari ventrikel yang masuk ke arteri besar walaupun otot ventrikel tetap berkontraksi.
o  Periode relaksasi sistemik: pada akhir sistole, relaksasi ventrikel dimulai dengan tiba-tiba dan memungkinkan tekanan dalam ventrikel turun dengan cepat. Penigkatan tekanan dalam arteri besar tiba-tiba mendorong darah kembali ke ventrikel sehingga menimbulkan bunyi penutupan katup aorta dan pulmonal dengan keras selama 0.03-0,06 detik.   
d.      Volume Akhir Diastol
Selama diastole pengisian ventrikel dalam keadaan normal yaitu menigkatkan volume setiap ventrikel sekitar 120-130 ml, volume ini dinamakan volume akhir diastole. Pada waktu ventrikel kosong selama sistole, volume berkurang 70 ml dan dinamakan isi kuncup, volume yang tersisa dalam tiap-tiap ventrikel 50-60 ml dinamakan volume akhir sistolik.
e.       Funsi Katup
Katup atrioventrikular (trikuspidalis dan bikuspidalis) mencegah pengaliran balik darah dari ventrikel ke atrium selama sistole, sedangkan katup semilunaris (aorta dan pulmonalis) mencegah aliran balik dari aorta dan arteri pulmonalis ke dalam ventrikel selam periode diastole, semua katup ini membuka dan menutup secara pasif (9 : 111-113)
E.     Sistem Sirkulasi Darah
Pembuluh darah adalah prasarana jalan bagi aliran darah keseluruh tubuh. Salauran darah ini merupakan sistem tertutup jantung sebagai pemompanya. Fungsinya pembuluh darah adalah mengankut darah dari jantung ke seluruh bagaian tubuh dan mengangkut kembali darah yang sudah diapakai kembali ke jantung. Fungsi ini disebut sirkulasi darah.


a.      Sirkulasi Darah Janin
Peredaran darah yang terjadi pada janin dalam kandungan agak berlainan dengan peredaran darah yang telah dilahirkan atau orang dewasa. Keistemewaan peredaran darah janin dalam kandungan yaitu oksigen dan zat makanan yang diperlukan diambil dari darah ibu.
o   Jalannya Peredaran Darah Janin
Dari plasenta melalui umbilikalis, darah yang banyak mengandung zat makanan dan oksigen dialirkan kedalam tubuh janin melalui vena kava inverior dan vena porta menuju atrium dekstra. Dari atrium dekstra masuk ke atrium sinistra di edarkan keseluruh tubuh dan dari ventrikel  dekstra melalui arteri pulmonalis menuju paru-paru. Karena paru-paru belum bekerja maka darah dari arteti pulmonalis tersebut melalui duktus arteriosus botali masuk ke aorta diedarkan keseluruh tubuh.
o   Perubahan pada Waktu Bayi Lahir
Pada saat lahir, bayi akan segera menangis dengan kuat sambil bernapas sehingga udara akan diisap ke paru-paru. Pada saat itu paru-paru mengembang dan terjadilah perubahan yang besar dalam tubuh bayi. Saat paru-paru akan mengembang akan menarik darah dari arteri pulmonalis sehingga duktus arteriosus botali tertutup. Pada saan darah mengalir ke paru-paru, oksigen yang terkandung dalam darah akan diisap masuk ke ruang alveoli sedangkan CO2 akan dileluarkan oleh paru-paru melalui jalan pernapasan. Darah yang sudah dibersihkan oleh paru-paru akan dialirkan ke vena pulmonalis menyebabkan septum antara atrium sisnistra dan atrium dekstra mendapat tekanan yang kuat sehingga klep yang terdapat pada foramen ovale tertutup. Pada saat tali pusat diikat dan dipotong, hubungan peredaran darah antara bayi dan ibu terputus.



b.      Sirkulasi Darah Orang Dewasa  
Aliran Darah Tubuh
o   Aliran Darah Koroner
Ada 3 pembuluh darah utama yang mendistribusi darah di dalam otot jantung yaitu:
(1)   Arteri koronaria dekstra: mengurus distribusi nutrisi dan darah otot jantung kanan depan dan belakang, serta otot jantung kiri bagian belakang bawah yang berhadapan dengan diapragma.
(2)   Arteri intraventrikuler anterior: memberikan darah untuk jantung kiri depan dan septum jantung.
(3)   Arteri sirkumfleksa sinistra: mengurus distribusi darah untuk otot jantung kiri bagain lateral dan otot jantung kiri bagaian posterior.
o   Aliran Darah Portal
Adalah aliran balik atau darah vena yang berasal dari usus halus, usus besar, lambung, limpa dan hati. Mempunyai pintu keluar yaitu vena porta, menuju hati melalui arteri hepatika dan keluar melalui vena hepatika, lalu masuk kejantung melalui vena java inferior.
o   Aliran Darah Pulmonal
Aliran darah berawal dari ventrikel kanan menuju arteri pulmonalis kemudian bercabang  keparu-paru kiri, paru-paru kanan, dan ke alveoli, yaitu tempat terjadinya difusi O2 dan CO2.
o   Aliran Darah Sistemik
Aliran berawal dari ventrikel kiri lalu masuk ke seluruh tubuh melalui aorta dan bercabang menjadi arteriol kemudian menjadi kapiler dan masuk kedalam jaringan/sel kemudian keluar menjadi kapiler vena (venolus) menjadi vena. Selanjutnya masuk ke jantung melalui vena kava. (6 : 176-180)


F.     Bunyi Jantung
Dalam keadaan normal terdengar dua bunyi jantung melalui sebuah stetoskop selama setiap siklus jantung. Bunyi pertama berbunyi “lub” yang bernada rendah dan sedikit memanjang dan disebabkan oleh getaran yang ditimbulkan oleh penutupan yang mendadak katup mitralis dan trikuspidalis pada permulaan sistolis ventrikel. Bunyi kedua adalah “dup” yang lebih singkat dan bernada tinggi yang disebabkan oleh getaran pada penutupan katup aorta dan pulmonaris tepat setelah akhir sistolik ventrikel. Pada banyak orang dewasa muda, terdengar bunyi ketiga yang lembut dan bernada rendah pada sekitar sepertiga jalan menuju sistolik. Bunyi ini bersamaan dengan periode pengisian cepat ventrikel dan mungkin disebabkan oleh getaran yang ditimbulkan oleh aliran darah masuk. Kadang-kadang terdengan bunyi keempat sesaat sebelum bunyi pertama saat tekanan atrium tinggi atau ventrikel kaku dalam keadaan seperti hipertrofi ventrikel. Bunyi ini desebabkan oleh pengisian venterikel dan jarang terdengar pada orang dewasa normal. (2 : 546)
Bunyi jantung abnormal yang terjadi karena terdapat kelainan katup, yang dikenal dikenal dengan “murmur jantung”, sebagai berikut :
a.      Murmur stenosis aorta
Darah disemburkan dari ventrikel kiri melalui sebuah lubang yang sempit di katup aorta. Suara ini kasar dan pada stenosis berat kadang-kadang demikian kerasnya sehingga dapat terdengar pada jarak beberapa kaki dari pasien. Selain itu, getaran suara sering dapat teraba oleh tangan yang diletakkan di dada bagian atas dan leher bagian bawah, peristiwa ini dikenal sebagai “thrill”.
b.      Murmur pada regurgitasi katup aorta
Pada regurgitasi aorta, tidak terdengar suara selama sistol, tetapi selama diastol, darah mengalir balik dari aorta ke ventrikel kiri, menimbulkan murmur “seperti suara meniup” yang relatif bernada tinggi dan mendesis, serta terdengar secara maksimal di atas ventrikel kiri. Murmur ini diakibatkan oleh darah turbulen yang menyembur balik dan tertentu bertemu dengan darah yang telah berada dalam ventrikel kiri.
c.       Murmur pada regurgitasi katup mitral.
Pada regurgitasi mitral, darah mengalir balik melalui katup mitral ke dalam atrium kiri selama sistol. Keadaan ini juga menimbulkan suara “seperti tiupan” berfrekuensi tinggi dan “mendesis” yang serupa dengan yang terjadi pada regurgitasi pada katup aorta.
d.      Murmur pada stenosis katup mitral
Pada stenosis katup mitral, darah mengalir dengan susah payah melalui katup mitral yang mengalami stenosis dari atrium kiri ke ventrikel kiri, dan karena tekanan dalam atrium kiri jarang meningkat di atas 30 mmHg kecuali untuk jangka pendek. Karena frekuensi getaran suaranya yang sangat rendah, kadang-kadang dapat dirasakan getaran ini, yang disebut “thrill” di atas apeks jantung, bahkan bila suara tidak dapat terdengar melalui stetoskop. ( 5 )
G.    Pemeriksaan Fisis Jantung
Jantung diperiksa secara langsung dengan inspeksi, palpasi, perkusi dan auskultasi dinding dada. Pendekatan sistemik merupakan dasar pengkajian yang saksama. Pemeriksaan dinding dada dilakukan pada enam daerah dibawah ini:
a.       Daerah aorta, ruang interkosta kedua pada sternum kanan.
b.      Daerah pulmonal, ruang interkostal kedua pada sternum kiri
c.       Titik Erb, ruang interkostal ketiga pada sternum kiri
d.      Daerah trikuspid atau ventrikel kanan, ruang interkostal empat dan lima pada sternum kiri
e.       Daerah epigastrik, dibawah prosesus xifoideus
Pemeriksaan kebanyakan dilakukan dengan pasien dalam posisi supine, dan kepala sedikit dinaikkan. Pemeriksa yang menggunakan tangan kanan memeriksa sisi kanan dan pemeriksan yang kidal pada sisi kiri.


1.      Inspeksi dan Palpasi
Dengan cara sistematis, setiap daerah prekordium di inspeksi dan dipalpasi. Pencahayaan dari samping dapat membantu pemeriksa memeriksa pulsasi yang kecil. Terdapat impuls normal yang jelas dan terletak teapat diatas apeks jantung. Biasanya terlihat pada orang muda atau tua yang kurus. Impul ini disebut impuls apikal atau titik impuls maksimal (PMI) dan normalnya terletak pada rongga intercostal kelima kiri pada garis medio-klavikularis.
Impuls apikal terkadang dapat pula dipalpasi. Normalnya terasa sebagai denytan ringan, dengan diameter 1-2 cm. Teraba pada saat awitan bunyi jantung yang pertama dan berlangsung hanya setengah sistolik.  (11 : 735-736)
Dilakukan inspeksi pada prekordial penderita yang berbaring terlentang atau dalam posisi sedikit dekubitus lateral kiri karena apek kadang sulit ditemukan misalnya pada stenosis mitral. dan pemeriksa berdiri disebelah kanan penderita. ( 12 )
2.      perkusi
secara normal, hanya batas jantung kiri yang dapat di deteksi pada perkusi. Memanjang dari garis medioklavikularis di ruang interkostal ketiga sampai kelima. Batas kanan terletak dibawah batas kanan sternum dan tidak dapat dideteksi. Pembesaran jantung baik ke kiri maupun ke kanan biasanya akan terlihat. Pada beberapa orang yang dadanya sangat tebal atau obes atau menderita emfisema, jantung terletak jauh dibawah permukaan dada sehingga bahkan batas kiripun tidak jelas kecuali bila membesar. (11 : 736)
3.      Auskultasi
Auskultasi ialah merupakan cara pemeriksaan dengan mendengar bunyi akibat vibrasi (getaran suara) yang ditimbulkan karena kejadian dan kegiatan jantung dan kejadian hemodemanik darah dalam jantung (admin)
Pemeriksa harus berusaha mencari bunyi jantung normal dan abnormal, yang merupakan proses yang canggih dan menantang. (11 : 737)
BAB III
HASIL DAN PEMBAHASAN
A.  Nama Percobaan
Pemeriksaan Fisis Jantung
B.  Alat dan Bahan
Alat yang dibutuhkan untuk melakukan percobaan ini adalah stetoskop
C.  Prosedur Kerja
Orang coba berbaring terlentang dengan kepala disebelah kiri pemeriksa. Setiap anggota regu sebaiknya melakukan pemeriksaan ini.
1.       Inspeksi ( periksa pandang )
Perhatikan posisi dari denyut apeks jantung dan nyatakan titik terendah dan terluar dari pulsasi jantung maksimal. Biasanya ini terletak pada ruang interkosta V kiri sternum.
2.       Palpasi ( periksa raba )
Rabalah dengan jari-jari pada daerah apeks dan rasakanlah dorongan dari apeks selama systole ventrikel
3.       Perkusi ( periksa ketuk )
Letakkan jari telunjuk tangan kiri pada dinding thoraks kemudian ketuklah dengan menggunakan jari tengah tangan kanan , mula-mula letakkan di atas daerah paru kemudian berjalan menuju jantung, perhatikah saat terjadinya perbedaan bunyi kemudian tandailah , maka kita dapat memperkirakan batas-batas jantung.
4.       Auskultasi (periksa dengar )
o   Suara Jantung Pertama (S1)
Letakkan stetoskop pada rung intercosta V sebelah kiri sternum di atas apeks jantung. Pada tempat ini S1 terdengar jelas dengan intensitas maksimum.

o   Suara Jantung Kedua ( S2)
Letakkan stetoskop pada ruang intercosta II sebelah kana sternum . Disini paling jelas terdengar S2 . Pada daerah pulomar dapat didengar 2 komponene yaitu koponen I dan komponen II, komponen I disebabkan karena penutupan katup aorta sedangkan komponen II disebabkan karena penutupan katup pulmonal.Pemisahan (splitting ) S2 ini terdengar lebih jelas pada saat inspirasi . Letakkan stetoskop pada tepi kiri sternum bagian atas dan dengarkan apakan terjadi pemisahan S2 pada waktu inspirasi dalam.
o   Suara Jantung Ketiga ( S3)
Suara ini umumnya terdengar pada orang muda, paling jelas pada apeks jantung. Sifatnya lemah dan terjadi kira-kira 0,08 detik setelah S2. Suara ini disebabkan oleh osolasi dinding ventricle, yaitu karena darah daari atrium masuk ke ventricle dengan cepat ( rapid fillinf phase ). Letakkan stetoskop pada apeks jantung (intercosta V kiri ) dan dengarkan ada tidaknya S3 sesudah S2. Untuk memperjelas S3 tinggikan tungkai orang coba daan mintaalah untuk melakukan aktivitaas sejenak.
o   Suara Jantung Keempat (S4)
Normalnya suara ini tidak terdengar dengar stetoskop, kecuali pada keadaan patologis. S4 terjadi akibat kontraksi atrium yang menyebabkan darah masuk ke dalam ventrikel.
D.  Hasil Percobaan
Sesuai dengan prosedur kerja yang telah dipraktekkan diatas maka diperoleh hasil percobaan sebagai berikut :
o   Identitas orang coba :
Nama                 : Tn.H 
Jenis Kelamin    : Laki-laki
Umur                 : 19 tahun
BB                     : 48 kg


o   Jenis percobaan :
1.    Inspeksi  : Pada saat pemeriksaan inspeksi  nampak denyutan apeks cordis
2.    Palpasi  :  Pada saat pemeriksaan palpasi ,yaitu dapat teraba daerah apeks cordis,yang ditandai oleh dorongan pada dinding thoraks, ini disebabkan  karena kontraksi dinding ventricle .
3.    Perkusi : Pada saat pemeriksaan ketuk untuk menentukan batas jantung  didapatkan hasil :
§  Bagian kanan: terletak pada linea parasternalis dextra, dimana bunyi yang terdengar adalah mula-mula bunyi sonor pada daerah paru kemudian ke daerah jantung bunyinya menjadi pekak .Linea Parasternalis ini terletak antara midclavicularis dan sternalis .
§  Bagian kiri: terletak diadaerah midclavicularis sinistra
§  Bagian atas  terletak pada intercosta II
§  Bagian bawah  terletak pada inetrcosta V
4.    Auskultasi : Pada saat pemeriksaan pendengaran dengan menggunakan , ini didapatkaan hasil :
§  S1 : terdengar bunyi lup randah
§  S2 : terdengar adanya pemisaahan (splitting) yang bedekatan dan lebih cepat serta  keras pada saat inspirasi dalam.
§  S3 :  terdengar lebih cepat dari bunyi S2, setelah orang coba melakukan aktivitas
§  S4 :  tidak terdengar karena orang coba tidak dalam keadaan patologis.
E.  Analisis
1.    Inspeksi: Apeks jantung  terletak pada ruang intercosta V kiri sternum. Pada saat dilakukan uji coba inspeksi terhadap orang coba, nampak denyutan apeks coedis tetapi lebih lambat karena orang coba berbadan kurus. Biasanya posisi apeks jantung terlihat jelas pada orang kurus atau mengidap penyakit TBC dan pada orang-orang yang kekurangan gizi.
2.    Palpasi: Setelah percobaan dilakukan dengan metode palpasi dapat dinyatakan bahwa pada saat memeriksa atau meraba, terasa ada dorongan pada tangan saat memeriksa palpasi di apeks. Gaya dorong jantung normal dan daerah pulsasi tidak menunjukkan tanda-tanda abnormal.
3.    Perkusi: Dari hasil percobaan yang dilakukan dengan metode perkusi pada saat pemeriksaan yaitu,suara berubah pada bagian kanan pada posisi media linea parasternalis dextra, pada posisi linea medium clavicularis sinistra,bagian atas suara berubah pada posisi intercosta II di antara costa II dan costa III, pada bagian bawah  suara berubah pada posisi intercosta V / apeks ( pada jantung pekak dan pada paru-paru sonor ).  
4.    Auskultasi: Suara jantung yang diperoleh pada saat bunyi jantung pertama (S1) terdengar lebih lambat dan suaranya jelas sebelah kiri sternum,suara itu terdengar jelas pada ruang intercosta V. Bunyi jantung kedua (S2) terdengar suara lebih besar dan cepat karena adanya penutupan katup yang terdengar setelah bunyi jantung pertama,bunyi ini terdengar pada ruang intercosta II sebelah kanan sternum,suara jantung dua ini dapat diperjelas dengan melakukan inspirasi dalam karena pada saat inspirasi dalam, pulmonal lambat menutup karena ada udara dalam paru-paru sedang pada katub aorta cepat tertutup. Pada suara jantung ketiga (S3) tidak terdengar jelas tetapi setelah melakukan aktivitas fisik atau dengan merubah posisi dari baring kemudian duduk yang terdengar hanya bunyi bising, suara bising tersebut terdengar karena jantungnya membutuhkan asupan energi yang besar sehingga menyebabkan distersi jantung semakin besar  besar kontraksi jantung pun semakin besar.. Pada percobaan kami, tidak mendengar bunyi jantung keempat (S4). Hal ini disebabkan karena bunyi ini sangat pelan dan frekuensi getarnya pun sangat rendah. Bunyi ini sangat terdengar karena terlampau dekat dengan bunyi jantung pertama. Bunyi jantung keempat terjadi akibat kontraksi atrium. Pada suara jantung keempat normalnya tidak terdengar dengan stetoskop kecuali pada keadaan patologis. Menurut teori, bunyi jantung keempat terjadi pada waktu sistolik atrium. Dikenal juga dengan nama ”gallop atrium”,biasanya sangat pelan atau tidak terdenagr sama sekali,bunyi ini timbul sesaat timbul bunyi jantung pertama. Gallop atrium terdengar apabila resistensi ventrikel terhadap pengisian atrium meningkat sebagai akibat berkurangnya peregangan dinding ventrikel atau peningkatan isi ventrikel.

BAB IV
PENUTUP
A.    Simpulan
Simpulan yang dapat ditarik dari percobaan ini adalah:
1)      Pemeriksaan fisis jantung dapat dilakukan dengan empat cara yaitu inspeksi, palpasi, perkusi, dan auskultasi.
2)      Inspeksi dilakukan memperhtikan posisi denyut dari apeks jantung.
3)      Letak apeks jantung dapat ditentukan dengan cara inspeksi dan palpasi, apeks jantung terletak di bagian kiri ICS V. Selain itu, papasi dilakukan untuk merasakan seberapa besar gaya dorong jantung.
4)      Batas-batas jantung dapat ditentukan dengan cara perkusi. Batas jantung bagian atas di ICS II, bagian bawah di ICS V, bagian kiri di linea mediaklavikularis sinsitra, dan bagian kanan pada linea parasternalis dextra.
5)      Stetoskop digunakan untuk auskultasi yaitu mendengar bunyi jantung. Bunyi yang dapat didengar adalah bunyi jantung I dan II, sedangkan bunyi jantung III tidak dapat terdengar, dan tidak terdengar bunyi jantung IV. Bunyi jantung IV hanya tertedengar dalam keadaan patologis.
B.     Saran
1)      Sebaiknya bagian praktikum melengkapi alat-alat laboratorium yang akan digunakan.
2)      Sebaiknya dalam  melakukan praktekum ini ,dilaksanakan di suatu ruangan tersendiri agar bunyi jantung terdengar jelas tanpa ganguan kelompok lain.



DAFTAR PUSTAKA
1.Pearce, Evelyn C. 2007. Anatomi dan Fisiologi untuk Paramedis. Jakarta : PT. Gramedia.
2.Ganong, William F. 2002. Edisi 20. Buku Ajar Fisiologi Kedokteran. Jakarta: EGC.
3.Gayton, Arthur C. 2007. Edisi 11. Buku Ajar Fisiologi Kedokteran. Jakarta: EGC.
4.Odhemila. 2008 .Fisiologi Pemeriksaan Fisik.http://odhemila.blogspot .com/2008/12/laporan-fisiologi-pemeriksaan-fisik.html. Senin, 15 Desember 2008
5.Ilham. http://www.akperbuton.co.cc/2009/10/fisis-jantung.html (ilham ns)
6.Syaifuddin. 2009. Edisi 2. Anatomi Tubuh Manusia untuk Mahasiswa Keperawatan. Jakarta: Salemba Medika.
7. Shier, David, dkk. 2004. Human Anatomy & Physiology. New York: McGraw-Hill.
8.McCance, Kathryn L. 2010. Sixth Edition. Pathophysiology The Biologic for Disease in Adults and Children. Canada: Mosby Elsevier.
9.Syaifuddin. 2009. Edisi 2. Fisiologi Tubuh Manusia untuk Mahasiswa Keperawatan. Jakarta: Salemba Medika.
10.Taylor Shelley E. 2003. Fifth Edition. Health Psychhology. America: McGraw-Hill.
11.Brunner & Suddarth. 2001. Edisi 8. Vol. 2. Buku Ajar Keperawatan Medikal-Bedah. Jakarta: EGC.
12.Admin.2008.PemeriksaanJantung.http://medlinux.blogspot.com/2008/07/pemeriksaan-jantung.html. Kamis, 17 Juli 2008


  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS